Sineas Indonesia tidak henti-hentinya berusaha menampilkan sisi keindahan Indonesia melalui film. Setelah Laskar Pelangi di Belitung dan Sokola Rimba di Jambi, hadir kembali satu film yang mengangkat kebudayaan Indonesia di Kalimantan yaitu Erau Kota Raja.
Film ini disebut Bupati Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai media untuk menggenjot pariwisata Kutai dengan cara menampilkan kebudayaan Kutai. Salah satu kegiatan yang digunakan Kutai Kertangegara untuk mempromosikan pariwisatanya adalah Festival Erau.
Festival kebudayaan ini merupakan pesta kebudayaan Kutai Kertanegara yang sudah ada sejak abad ke-13. Erau berasal dari Eroh yang merupakan Bahasa Kutai yang berarti ramai dan riuh. Suasana ramai ini berasal dari kegiatan-kegiatan yang mengandung ritual, penuh kesakralan, dan juga hiburan.
Pelaksanaan Erau dilakukan Keraton Kutai dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakat. Mereka datang dari berbagai penjuru kerajaan membawa bahan makanan, buah-buahan, ternak, dan juga seniman. Upacara ini berlangsung dengan jamuan makan terhadap rakyat yang telah mengabdi dengan sebaik-baiknya kepada sultan. Walaupun masa pemerintahan sultan telah berakhir pada tahun 1960, namun Tradisi Erau tetap dilestarikan hingga sekarang dan dijadikan sebagai agenda rutin dalam memperingati ulang tahun Kota Tenggarong yang menjadi pusat pemerintahan Kutai Kertanegara sejak 1782.Dalam festival Erau, disajikan berbagai atraksi seni budaya keratin Kutai, dimana para pengunjung juga bisa menikmati aneka perlombaan tradisional. Festival Erau dilaksanakan setiap bulan Juni dan pada tahun ini, Festival Erau melibatkan 12 negara.
Film Erau Kota Raja digarap oleh Bambang Drias dan akan tayang secara serentak di seluruh bioskop Indonesia pada Bulan November mendatang.
Film ini menceritakan tentang Kirana (Diperankan oleh Nadine Chandrawinata), seorang jurnalis yang ditugaskan untuk melakukan liputan terhadap Festival Erau yang diselenggarakan di Kabupaten Kukar. Selama menunaikan tugasnya, Kirana dibantu oleh seorang penduduk lokal bernama Reza (Diperankan oleh Denny Sumargo). Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah benih-benih cinta di antara keduanya. Namun sayang, kisah cinta mereka ditentang oleh ibu Reza (Diperankan oleh Jajang C. Noer). Tentangan tersebut semakin menyedihkan Kirana karena ibu Reza melakukan banyak cara demi mengusir Kirana dari desa tersebut. Pak Camat (Diperankan oleh Ray Sahetapy) pun secara terpaksa mengusir Kirana. Kirana pun kembali ke Jakarta tanpa memberitahu Reza.
Dalam film ini, sutradara Bambang Drias menggaet sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Nadine Chandrawinata, Denny Sumargo, Jajang C. Noer, Ray Sahetapy, Herri Chan, dan Donni sang vokalis Ada Band. Selain itu, Bupati Kukar, Ibu Rita Widyasari juga ikut hadir menyemarakkan film ini. Dalam Film Erau Kota Raja, nantinya kita bisa melihat keindahan Tenggarong dan kesemarakan Festival Erau. Rita Widyasari, selaku Bupati Kutai Kertanegara mengungkapkan bahwa selama ini Kutai Kertanegara hanya terkenal sebagai penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Padahal, selain itu, Kutai Kertanegara memiliki kekayaan alam dan budaya yang seharusnya bisa menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang. Oleh karena itulah, setiap tahunnya Kutai Kertanegara menyelenggarakan Festival Erau untuk memperkenalkan pariwisata Kutai dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Seperti halnya Belitung yang berhasil terangkat oleh Laskar Pelangi, Rita juga berharap Film Erau Kota Raja bisa mengangkat Kutai Kertanegara hingga bisa terkenal di Indonesia bahkan di dunia internasional. Awalnya film ini hanya dijadikan sebagai film documenter, namun atas berbagai pertimbangan, film ini pun menjadi film komersil yang diharapkan bisa mendapatkan banyak penonton di Bulan November 2014 nanti. Di zaman sekarang ini, banyak orang yang kurang suka mempelajari sejarah karena dianggap membosankan. Kehadiran film yang banyak memperlihatkan visual akan membantu kita untuk mengetahui sejarah. Semoga dengan hadirnya Film Erau Kota Raja, Indonesia bisa semakin mengenal Kutai Kertanegara yang tidak hanya hebat dari sisi sumber daya alamnya saja, tetapi juga keindahan budayanya.
Film ini disebut Bupati Kabupaten Kutai Kertanegara sebagai media untuk menggenjot pariwisata Kutai dengan cara menampilkan kebudayaan Kutai. Salah satu kegiatan yang digunakan Kutai Kertangegara untuk mempromosikan pariwisatanya adalah Festival Erau.
Festival kebudayaan ini merupakan pesta kebudayaan Kutai Kertanegara yang sudah ada sejak abad ke-13. Erau berasal dari Eroh yang merupakan Bahasa Kutai yang berarti ramai dan riuh. Suasana ramai ini berasal dari kegiatan-kegiatan yang mengandung ritual, penuh kesakralan, dan juga hiburan.
Pelaksanaan Erau dilakukan Keraton Kutai dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakat. Mereka datang dari berbagai penjuru kerajaan membawa bahan makanan, buah-buahan, ternak, dan juga seniman. Upacara ini berlangsung dengan jamuan makan terhadap rakyat yang telah mengabdi dengan sebaik-baiknya kepada sultan. Walaupun masa pemerintahan sultan telah berakhir pada tahun 1960, namun Tradisi Erau tetap dilestarikan hingga sekarang dan dijadikan sebagai agenda rutin dalam memperingati ulang tahun Kota Tenggarong yang menjadi pusat pemerintahan Kutai Kertanegara sejak 1782.Dalam festival Erau, disajikan berbagai atraksi seni budaya keratin Kutai, dimana para pengunjung juga bisa menikmati aneka perlombaan tradisional. Festival Erau dilaksanakan setiap bulan Juni dan pada tahun ini, Festival Erau melibatkan 12 negara.
Film Erau Kota Raja digarap oleh Bambang Drias dan akan tayang secara serentak di seluruh bioskop Indonesia pada Bulan November mendatang.
Film ini menceritakan tentang Kirana (Diperankan oleh Nadine Chandrawinata), seorang jurnalis yang ditugaskan untuk melakukan liputan terhadap Festival Erau yang diselenggarakan di Kabupaten Kukar. Selama menunaikan tugasnya, Kirana dibantu oleh seorang penduduk lokal bernama Reza (Diperankan oleh Denny Sumargo). Seiring berjalannya waktu, tumbuhlah benih-benih cinta di antara keduanya. Namun sayang, kisah cinta mereka ditentang oleh ibu Reza (Diperankan oleh Jajang C. Noer). Tentangan tersebut semakin menyedihkan Kirana karena ibu Reza melakukan banyak cara demi mengusir Kirana dari desa tersebut. Pak Camat (Diperankan oleh Ray Sahetapy) pun secara terpaksa mengusir Kirana. Kirana pun kembali ke Jakarta tanpa memberitahu Reza.
Dalam film ini, sutradara Bambang Drias menggaet sejumlah aktor dan aktris ternama seperti Nadine Chandrawinata, Denny Sumargo, Jajang C. Noer, Ray Sahetapy, Herri Chan, dan Donni sang vokalis Ada Band. Selain itu, Bupati Kukar, Ibu Rita Widyasari juga ikut hadir menyemarakkan film ini. Dalam Film Erau Kota Raja, nantinya kita bisa melihat keindahan Tenggarong dan kesemarakan Festival Erau. Rita Widyasari, selaku Bupati Kutai Kertanegara mengungkapkan bahwa selama ini Kutai Kertanegara hanya terkenal sebagai penghasil batu bara terbesar di Indonesia. Padahal, selain itu, Kutai Kertanegara memiliki kekayaan alam dan budaya yang seharusnya bisa menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang. Oleh karena itulah, setiap tahunnya Kutai Kertanegara menyelenggarakan Festival Erau untuk memperkenalkan pariwisata Kutai dan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Seperti halnya Belitung yang berhasil terangkat oleh Laskar Pelangi, Rita juga berharap Film Erau Kota Raja bisa mengangkat Kutai Kertanegara hingga bisa terkenal di Indonesia bahkan di dunia internasional. Awalnya film ini hanya dijadikan sebagai film documenter, namun atas berbagai pertimbangan, film ini pun menjadi film komersil yang diharapkan bisa mendapatkan banyak penonton di Bulan November 2014 nanti. Di zaman sekarang ini, banyak orang yang kurang suka mempelajari sejarah karena dianggap membosankan. Kehadiran film yang banyak memperlihatkan visual akan membantu kita untuk mengetahui sejarah. Semoga dengan hadirnya Film Erau Kota Raja, Indonesia bisa semakin mengenal Kutai Kertanegara yang tidak hanya hebat dari sisi sumber daya alamnya saja, tetapi juga keindahan budayanya.